Lompat ke isi

Signalgate

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Tangkapan layar dari obrolan yang bocor yang menunjukkan pejabat pemerintah AS mengomentari hubungan dengan Eropa, perlindungan fasilitas minyak Arab Saudi, dan serangan Amerika Serikat Maret–Mei 2025 di Yaman

Dari 11 sampai 15 Maret 2025, sekelompok pemimpin keamanan nasional Amerika Serikat melakukan percakapan grup dalam aplikasi Signal untuk berdiskusi mengenai penyerangan Hutsi di Yaman dengan kode Operasi Rough Rider. Di antara anggota grup ini ada Wakil Presiden AS JD Vance, beberapa staf tinggi Gedung Putih, tiga menteri Kabinet Amerika Serikat, dan dua direktur lembaga Komunitas Intelijen Amerika Serikat. Kebocoran besar terjadi ketika Penasihat Keamanan Nasional Michael Waltz secara keliru menambahkan Jeffrey Goldberg, kepala editor dan jurnalis untuk The Atlantic dan moderator untuk acara berita mingguan Public Broadcasting Service yakni Washington Week ke dalam grup tersebut. Pada 15 Maret, Pete Hegseth menggunakan grup ini untuk membeberkan informasi sensitif dan rahasia mengenai rencana penyerangan udara, termasuk jenis pesawat dan munisi yang dibawa serta waktu peluncuran dan penyerangan.[1][2] Nama seorang petugas CIA yang aktif menyamar disebutkan oleh direktur CIA John Ratcliffe dalam obrolan tersebut,[3] sementara Vance dan Hegseth menyatakan penghinaan terhadap sekutu Eropa.[4][5]

Konten grup tersebut dibocorkan kepada publik pada 24 Maret 2025 ketika Goldberg menerbitkan transkrip yang sebagian disunting di The Atlantic. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat Brian Hughes memverifikasi keaslian obrolan.[6] Setelah pejabat pemerintahan Trump lainnya membantah pernyataan Goldberg bahwa bagian yang disunting kemungkinan berisi informasi rahasia, The Atlantic menerbitkan seluruh transkrip pada 25 Maret. Insiden tersebut menimbulkan kekhawatiran tentang praktik keamanan informasi para pemimpin keamanan nasional, informasi sensitif apa lagi yang mungkin telah mereka ungkapkan, apakah mereka mematuhi undang-undang pelestarian data, akuntabilitas dalam pemerintahan Trump, dan sebagainya. Skandal politik ini dijuluki Signalgate di media.[7][8][9]

Investigasi forensik oleh kantor teknologi informasi Gedung Putih menetapkan bahwa Waltz secara tidak sengaja menyimpan nomor telepon Goldberg di bawah informasi kontak Hughes. Waltz kemudian menambahkan Goldberg ke obrolan sambil mencoba menambahkan Hughes.[10] Selanjutnya, jurnalis investigasi melaporkan tim Waltz secara rutin membuat obrolan grup untuk mengoordinasikan pekerjaan resmi[11] dan bahwa Hegseth membagikan rincian tentang serangan rudal di Yaman kepada grup obrolan kedua yang mencakup istrinya, saudaranya, dan pengacaranya.[12]

Latar belakang

[sunting | sunting sumber]

Serangan Amerika Serikat kepada Yaman

[sunting | sunting sumber]
JD Vance dan Pete Hegseth, dua pejabat tinggi pemerintahan Trump kedua yang ada di obrolan grup tersebut

Karena Perang Gaza, pemerintahan Hutsi di Yaman mulai melakukan serangan menuju Israel dan perlayaran internasional di Laut Merah, termasuk pengeboman, pembajakan dan penghancuran kapal komersial sebagai bentuk solidaritas kepada pejuang Hamas.[13] Pada Januari 2024, Amerika Serikat dan Britania Raya melancarkan serangkaian serangan menuju pemerintahan Hutsi sebagai balasan.[14]

Setelah menjabat pada Januari 2025, pemerintahan Trump mengklaim akan menerapkan respons yang lebih tegas terhadap gangguan Houthi di jalur pelayaran internasional daripada yang dilakukan pemerintahan Biden sebelumnya.[15] Setelah gencatan senjata perang Gaza 2025 dilaksanakan pada tanggal 19 Januari, Hutsi mengumumkan bahwa mereka akan berhenti menyerang kapal-kapal yang melintasi Laut Merah, kecuali yang berafiliasi dengan Israel.[16] Setelah Israel memblokir bantuan kemanusiaan untuk masuk ke Jalur Gaza, Hutsi kembali menyerang pada 11 Maret.[17] Pada tanggal 15 Maret, Amerika Serikat melancarkan serangkaian serangan udara lainnya di Yaman.[18] Nama operasi tersebut adalah Operasi Rough Rider oleh Pete Hegseth mengacu pada Rough Riders milik Presiden Theodore Roosevelt dalam Perang Spanyol–Amerika.[19]

Aplikasi Signal

[sunting | sunting sumber]
Signal, perangkat lunak yang menjadi pusat kebocoran.

Aplikasi perpesanan seluler ini mendapatkan popularitas di kalangan masyarakat umum, terutama setelah pelanggaran telekomunikasi Tiongkok pada tahun 2024, berkat fitur-fitur seperti enkripsi ujung ke ujung untuk semua pesan dan panggilan suara secara default, pengumpulan data minimal, dan penghapusan pesan otomatis opsional. Pemerintah AS tidak menganjurkan penggunaan Signal untuk urusan resmi karena undang-undang penyimpanan data dan fitur keamanan aplikasi yang mungkin tidak berfungsi jika perangkat pengguna diretas.[20][21]

Pada tanggal 18 Maret 2025, Pentagon mengirimkan memo peringatan ke seluruh departemen, "Harap diperhatikan: aplikasi perpesanan pihak ketiga (misalnya Signal) diizinkan oleh kebijakan untuk latihan akuntabilitas/penarikan kembali yang tidak rahasia, tetapi TIDAK disetujui untuk memproses atau menyimpan informasi rahasia yang tidak bersifat publik"—kategori yang rilisnya akan jauh lebih kecil potensi kerusakannya dibandingkan dengan rilis tentang operasi militer yang sedang berlangsung.[22] Seorang mantan peretas NSA mengatakan bahwa menghubungkan Signal ke aplikasi desktop adalah salah satu risiko terbesarnya, seperti yang disarankan Ratcliffe telah dilakukannya.[23]

Komentar-komentar sebelumnya dari anggota pemerintahan Trump

[sunting | sunting sumber]

Beberapa anggota pemerintahan Trump yang terlibat dalam obrolan grup Signal sebelumnya mengkritik Hillary Clinton atas kontroversi surelnya: Donald Trump pada tahun 2016 mengatakan bahwa Clinton mencoba "melewati keamanan pemerintah" dan "mengirim dan menerima informasi rahasia di server yang tidak aman, sehingga membahayakan keselamatan rakyat Amerika"; Pete Hegseth pada tahun 2016 mengatakan bahwa sekutu Amerika akan "khawatir bahwa para pemimpin kita mungkin mengungkap mereka karena kelalaian atau kecerobohan mereka dalam menangani informasi", Stephen Miller pada tahun 2022 mengatakan bahwa "musuh asing dapat dengan mudah meretas operasi & intelijen rahasia secara langsung" karena penggunaan komunikasi "tidak aman" oleh Clinton; sementara Mike Waltz mengklaim Clinton mampu "menghapus 33.000 surel pemerintah di server pribadi".[24][25]

Anggota pemerintahan Trump lainnya yang terlibat dalam obrolan grup Signal juga sebelumnya menekankan perlunya memberikan sanksi tegas terhadap pelanggaran keamanan; Tulsi Gabbard pada 14 Maret 2025 mengatakan: "Setiap rilis informasi rahasia tanpa izin merupakan pelanggaran hukum dan akan diperlakukan sebagaimana mestinya", sementara John Ratcliffe menyatakan pada tahun 2019: "Penanganan informasi rahasia yang tidak tepat tetap merupakan pelanggaran Undang-Undang Spionase."[26][27][28]

Anggota obrolan grup

Ada 19 orang dalam grup tersebut termasuk orang yang akan disebut di daftar bawah ini, serta seorang agen Badan Intelijen Pusat yang namanya dirahasiakan oleh The Atlantic atas permintaan CIA:[29]

Tokoh politik

[sunting | sunting sumber]

Mantan Sekretaris Luar Negeri Amerika Serikat dan calon presiden 2016 Hillary Clinton menanggapi kabar tersebut di Twitter: "Kamu pasti bercanda". Komentar ini mendapat perhatian khusus mengingat penyelidikan sebelumnya atas penanganan Clinton sendiri atas informasi sensitif selama masa jabatannya sebagai Menteri Luar Negeri, termasuk penyelidikan FBI terhadap penggunaan server email pribadi untuk komunikasi resmi yang sangat rahasia dan rahasia, alih-alih akun email resmi Departemen Luar Negeri yang dikelola pada server federal.[33][34][35]

Mantan Menteri Perhubungan Amerika Serikat Pete Buttigieg yang sebelumnya berdinas di Angkatan Laut Amerika Serikat sebagai intelijen angkatan laut[36] mencirikan insiden tersebut dari "perspektif keamanan operasional" sebagai "tingkat kekacauan tertinggi yang dapat dibayangkan" dan menyimpulkan bahwa "[o]rang-orang ini tidak dapat menjaga keamanan Amerika".[33]

Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton menggambarkan penggunaan Signal oleh pemerintah dalam arti apa pun sebagai "menakjubkan".[37]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. Abels, Grace; Sherman, Amy (March 26, 2025). "Hegseth Says Leaked Signal Group Text Didn't Have 'War Plans'. But Screenshots Show Attack Details". Politifact. Diakses tanggal March 27, 2025.
  2. Robertson, Noah; Losey, Stephen; Shane, Leo (March 27, 2025). "'Obviously Classified': Experts Say Hegseth Chat Leaks Invited Danger". Defense News. Diakses tanggal March 27, 2025.
  3. "Watch: Atlantic Editor Jeffrey Goldberg Weighs Releasing Trump War Planning Texts". YouTube. The Bulwark. March 25, 2025. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 29, 2025. Diakses tanggal March 27, 2025. I withheld her name from this they named it they named somebody who's an active CIA officer in this thread which is on Signal again a commercial app and which I'm watching um uh you you know and I withheld it I didn't put it in the story because she's under cover but I mean the CIA director put it into the chat but so that's clearly classified (9m16s)
  4. Bickerton, James (March 25, 2025). "Signal War Plans Chat: Read Leaked Texts in Full". Newsweek (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 28, 2025. Diakses tanggal March 26, 2025.
  5. Smialek, Jeanna and Erlanger, Steven (March 25, 2025). Ditulis oleh Brussels & Berlin. "Now Europe Knows What Trump's Team Calls It Behind Its Back: 'Pathetic'". The New York Times (dalam bahasa American English). New York City. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 26, 2025. Diakses tanggal April 3, 2025. Trump administration officials haven't kept their disdain for Europe quiet. But the contempt seems to be even louder behind closed doors.
  6. Farrow, Fritz (March 25, 2025). "Messages with Yemen War Plans Inadvertently Shared with Reporter Appears 'Authentic': Official". ABC News. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 27, 2025. Diakses tanggal March 27, 2025. White House National Security Council spokesman Brian Hughes shared with ABC News the statement he provided to The Atlantic confirming the veracity of a Signal group chat
  7. Pindell, James. "Three Things We've Learned So Far from 'Signalgate' About the Trump Administration". The Boston Globe (dalam bahasa American English). Diakses tanggal March 27, 2025.
  8. Benen, Steve (March 25, 2025). "Did the Trump White House Cross Legal Lines in the 'Signalgate' Debacle?" (dalam bahasa Inggris). MSNBC. Diakses tanggal March 26, 2025.
  9. Haltiwanger, John (March 26, 2025). "5 Key Questions About Signalgate". Foreign Policy (dalam bahasa American English). Diakses tanggal March 26, 2025.
  10. Lowell, Hugo (April 6, 2025). "Exclusive: how the Atlantic's Jeffrey Goldberg got added to the White House Signal group chat". The Guardian (dalam bahasa Inggris (Britania)). ISSN 0261-3077. Diakses tanggal April 6, 2025.
  11. Burns, Dasha (April 2, 2025). "Waltz's team set up at least 20 Signal group chats for crises across the world". Politico (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal April 2, 2025.
  12. Martinez, Luis; Murphy, Michelle; Faulders, Katherine (April 21, 2025). "2nd Signal chat reveals Hegseth messaging about Yemen strikes with family members: Sources". ABC News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal April 21, 2025.
  13. "Who Are the Houthis and Why Is the US Targeting Them?". BBC News. March 26, 2025. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal April 17, 2024. Diakses tanggal March 26, 2025.
  14. Watson, Eleanor (January 11, 2024). "U.S. and U.K. Striking Houthi Targets in Yemen to Retaliate for Spate of Attacks". CBS News. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal January 12, 2024. Diakses tanggal January 11, 2024.
  15. Goldberg, Jeffrey (March 24, 2025). "The Trump Administration Accidentally Texted Me Its War Plans". The Atlantic (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 25, 2025. Diakses tanggal March 25, 2025.
  16. Gambrell, Jon (January 20, 2025). "Yemen's Houthis Signal They'll Now Limit Their Attacks in the Red Sea Corridor to Israeli Ships". Associated Press News. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 21, 2025. Diakses tanggal January 20, 2025.
  17. Jaidaa Taha; Menna Alaa El Din; Maha El Dahan (March 11, 2025). "Yemen's Houthis to Resume Attacks on Israeli Ships After Gaza Aid Deadline Ended". Reuters. Diakses tanggal March 13, 2025.
  18. Stewart, Phil; Ghobari, Mohammed (March 15, 2025). "Trump launches large-scale strikes on Yemen's Houthis, at least 31 killed". Reuters.
  19. Schmitt, Eric; Wong, Edward; and Ismay, John (April 4, 2025). "U.S. Strikes in Yemen Burning Through Munitions With Limited Success". The New York Times. Diakses tanggal 2025-05-25.
  20. Miller, Maggie; Nickel, Dana (March 25, 2025). "How Secure Is Signal? Cyber Experts Weigh in on Trump Administration's Use of the Encrypted App for War Planning". Politico (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal March 25, 2025.
  21. Mann, Bill (March 25, 2025). "Signal Review 2025: Secure Messenger (Pros and Cons)". CyberInsider (dalam bahasa American English). Diakses tanggal March 25, 2025.
  22. Lawrence, Quil (March 25, 2025). "Days After the Signal Leak, the Pentagon Warned the App Was the Target of Hackers". NPR (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal March 27, 2025.
  23. Adragna, Anthony (March 25, 2025). "Leaked chats reveal limits of Signal encryption". Politico. Diakses tanggal April 2, 2025. Former National Security Agency hacker Jacob Williams said linking Signal to a desktop is one of its biggest risks. "This means that Signal data is being delivered to potentially multiple desktop and laptop computers where it isn't being stored in a phone's secure enclave"
  24. Weissert, Will (March 26, 2025). "In Their Own Words: Trump Officials Shrugging Off Signal Leak Once Decried Clinton's Server". Associated Press News. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 26, 2025. Diakses tanggal March 27, 2025.
  25. Demirjian, Karoun (March 25, 2025). "Officials in Leaked Chat Had Criticized Clinton's Use of Private Email Server". The New York Times. Diarsipkan dari asli tanggal March 26, 2025. Diakses tanggal March 27, 2025.
  26. "Biggest Takeaways from Mueller's Testimony". Fox & Friends. July 25, 2019. Fox News via Archive.org.
  27. Meyer, Josh (March 25, 2025). "But Her E-Mails? Here Is How Trump's Team Reacted to a Hillary Clinton Security Breach". USA Today. Diakses tanggal March 27, 2025.
  28. Vargas, Ramos (March 25, 2025). "Hillary Clinton Reacts to Military Plans Leak: 'You Have Got to Be Kidding Me'". The Guardian. Diakses tanggal March 27, 2025.
  29. Fischler, Jacob; Shutt, Jennifer (March 26, 2025). "'Signalgate' group chat revealed precise attack timeline, surveillance of target". North Dakota Monitor. Diarsipkan dari versi aslinya tanggal March 27, 2025. Diakses tanggal April 2, 2025. the magazine published the entire thread with one redaction: the name of Ratcliffe's chief of staff, at the request of a CIA spokesperson
  30. 1 2 Watson, Kathryn (March 28, 2025). "Which Trump officials were in the Signal chat? Here's who was in the group The Atlantic editor was added to". CBS News. Diakses tanggal April 2, 2025. Others included in the Signal chat are identified as Brian, who referred to himself in the chat as "Brian McCormack for NSC," Walker Barrett, Jacob and "SM," who Goldberg reported he believed to be Trump adviser Stephen Miller.
  31. Mehrotra, Dhruv; Marchman, Tim (March 27, 2025). "Even More Venmo Accounts Tied to Trump Officials in Signal Group Chat Left Data Public". Wired. Diakses tanggal April 2, 2025. All three were participants in the "Houthi PC small group" chat
  32. "LinkedIn of Walker Barrett". LinkedIn.
  33. 1 2 "Top US Officials Shared Yemen Strike Plans with Journalist in Group Chat – Live Updates" (dalam bahasa Inggris (Britania)). BBC News. March 24, 2025. Diakses tanggal March 25, 2025.
  34. Copp, Tara. "Trump Officials Texted War Plans to a Group Chat That Included a Journalist". Associated Press News (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal March 25, 2025.
  35. Johnson, Carrie; Taylor, Jessica (January 29, 2016). "22 Hillary Clinton Emails Dubbed Top Secret". NPR (dalam bahasa Inggris). Diarsipkan dari versi aslinya tanggal December 19, 2020. Diakses tanggal March 25, 2025.
  36. Easley, Jonathan (May 5, 2019). "Documents Provide Glimpse into Buttigieg's Military Service". The Hill.
  37. John Bolton Reacts to News of Trump Officials Texting War Plans to Reporter. CNN. March 24, 2025. Diakses tanggal March 25, 2025 via YouTube.